Perang Jwawon | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Goguryeo | Han Timur | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Myeongnim Dap-bu | Geng Linâ | ||||||
Kekuatan | |||||||
Beberapa ribu | Sekitar 100,000 | ||||||
Korban | |||||||
Tidak diketahui | dikabarkan tidak ada yang selamat atau sedikit yang selamat. |
Perang Jwawon (Hangul: ì¢ì ì í¬, Hanja: ååæ°é¬ª) merupakan kemenangan telak Goguryeo di bawah pimpinan Myeongnim Dap-bu pada tahun ke-24 dimasa pemerintahan Raja Sindae, penguasa ke-8 Goguryeo.
Kudeta tahun 165
Pada tahun 165, seluruh rakyat Goguryeo merasa lega atas kematian raja tiran mereka. Orang yang bertanggung jawab atas kematian raja tiran tersebut adalah Myeongnim Dap-bu, seorang Joui seonin dan pejabat istana. Myeongnim Dap-Bu mengundang adik termuda raja tiran yang selamat, Pangeran Go Baek-gu, ke ibu kota kerajaan untuk menjadi raja berikutnya di Goguryeo.
Pangeran kemudian menjadi raja ke-8 Goguryeo, Raja Sindae, pada tahun itu. Kudeta ini merupakan pemberontakan militer yang pertama yang sukses di dalam sejarah Goguryeo. Myeongnim Dap-Bu diberikan posisi Guksang (êµì, åç¸, Perdana Menteri), dan menjadi Perdana Menteri pertama Goguryeo. Myeongnim Dap-Bu konon tidak pernah menyalahgunakan posisinya, melainkan menguatkan ekonomi negara, politik dan militer. Pada saat yang damai dan pemulihan ini, Kerajaan Dinasti Han mengumpulkan pasukan besar dan mempersiapkan perang melawan Goguryeo pada tahun 172.
Perang Jwawon
Geng Lin, gubernur Xuantu, memimpin pasukan sekitar 100,000 orang ke Goguryeo. Di dalam persiapan untuk menyerang, Myeongnim Dap-Bu mengisi sumur-sumur lokal, dan memastikan bahwa tanah di sekitarnya tidak dapat menghasilkan pasokan makanan bagi pasukan musuh. Selain itu, ia membuat parit, dan banyak garis pertahanan yang dibuat di luar ibu kota Goguryeo, benteng Guknae, di suatu tempat bernama Jwawon. Pasukan Goguryeo mundur ke benteng itu, dan melindunginya ketika pasukan musuh tiba. Setelah terkepunga selama berhari-hari, pasukan Han kelelahan dan mulai mundur. Myeongnim Dap-bu mengambil kesempatan melihat kemunduran musuh dan menyerang mereka tiba-tiba ketika mereka mulai mundur. Menurut riwayat Samguk Sagi, tidak ada yang selamat. Korban setelah perang tidak di catat di dalam sumber sejarah Cina.
Lihat Pula
Sumber
- Samguk Sagi
- ããä¸å½å²è®°ãï¼"å «å¹´ãå¬åä¸æãæ±ä»¥å¤§å µåæãçé®ç¾¤è£ãæå®å°ä¾¿ãä¼è®®æ°ãæ±å µæä¼è½»æãè¥ä¸åºæã彼以æ为æ¯ãæ°æ¥ãä¸æå½å±±é©èè·¯éãæ¤æè°ãä¸å¤«å½å ³ãä¸å¤«è«å½è ãä¹ãæ±å µè½ä¼ãæ å¦æä½ã请åºå¸å¾¡ä¹ãç夫æ°ãä¸ç¶ãæ±å½å¤§æ°ä¼ãä»ä»¥å¼ºå µè¿æãå ¶éä¸å¯å½ä¹ãèåå µä¼è å®æãå µå°è å®å®ãå µå®¶ä¹å¸¸ä¹ãä»æ±äººåé转粮ãä¸è½æä¹ ãè¥ææ·±æ²é«åãæ·¸éä»¥å¾ ä¹ãå½¼å¿ ä¸è¿æ¬æã饥å°èå½ãæ以å²åèä¹ãå¯ä»¥å¾å¿ãçç¶ä¹ãå©´ååºå®ãæ±äººæ»ä¹ä¸å ã士å饥饿å¼è¿ãçå¤«å¸ æ°åéªè¿½ä¹ãæäºååãæ±å大败ãå¹é©¬ä¸åãç大æ¦ãèµç夫ååå质山ã为é£é"
çèé¡:æ¦å¸ç½®ãéé³ä¸åååéãå åï¼æ·ä¸åäºç¾ä¹ååï¼å£åä¸ä¸åä¸ç¾å åä¸ã